KURANG TIDUR
BERPOTENSI SERANGAN JANTUNG
MUNGKIN Anda pernah mendengar orang
meninggal saat tertidur lelap. Belakangan diketahui yang bersangkutan meninggal
akibat serangan jantung. Tahukah Anda, salah satu penyebab serangan ajntung
yakni kurang tidur?
Peneliti
dari Chicago, Amerika Serikat, menghubungkan seranagn jantung sebagai
konsekuensi terbesar kurang tidur. Jadi, kurang tidur tak hanya berdampak pada
masalah lingkar hitam di area mata atau wajah yang kuyu. Serangan jantung pun
tak melulu berkaitan dengan kadar kolesterol jahat dalam tubuh.
Dalam Journal of The Medcal
Association tahun 2008, para peneliti dari University of Chicago mengungkapkan
terlalu sedikit tidur dapat meningkatkan terbentuknya kalsium di arteri jantung
sehingga membentuk plak. Apabila plak itu pecah, maka akan berakibat serangan
jantung dan stroke.
Tim dari University of Chicago
mendokumentasikan untuk pertama kalinya berapa banyak risiko yang bisa
ditimbulkan akibat kurang tidur. Kurang tidur selama 1 jam dapat meningkatkan
kalsium koroner sebesar 16%. Di antara kelompok 495 laki-laki dan perempuan
berusia 35-47, sebanyak 27% yang tidur kurang dari 5 jam setiap malam
menunjukkan plak di pembuluh darah jantung. Sementara 11% mereka tidur sesuai
yang direkomendasikan 5-7 jam, dan hanya 6% subyek yang tidur melebihi 7
jam menunjukkan aterosklerosis.
“Kami terkejut dengan temuan tersebut,” kata Diane
Laudrisikoerdale, profesor studi kesehatan di University of Chicago dan
sekaligus pemimpin studi. “Kami sungguh tak berharap menemukan hubungan seperti
ini, khususnya tidak sejelas ini.”
Laudrisikoerdale dan timnya punya
alasan untuk skeptis. Sementara hubungan tidur dan penyakit jantung menumbuhkan
minat para peneliti, namun studi sebelumnya tidak membuahkan hasil yang
memuaskan, kadang bias, karena sebagian besar percobaan hanya menggantungkan
pada laporan tidur para responden.
Tim Chicago mengisolasi variabel
pengganggu yang paling umum bisa menjelaskan kurang tidur dan masalah jantung,
seperti merokok, alkohol, dan kondisi medis lainnya. Tim juga menemukan cara
untuk merekam seakurat mungkin jumlah tidur yang diperoleh subyek setiap malam.
Setiap relawan mengenakan monitor pergelangan tangan yang diukur dan dicatat
aktivitas pada interval 30 detik. Ketika monitor itu tenang, subjek sedang
tidur.
Sementara Lauderdale mengakui bahwa
hasilnya jauh dari kata terakhir pada tidur dan penyakit jantung, studi ini
menunjukkan bahwa dokter dan pasien harus mempertimbangkan tidur selain bahaya
yang lebih familiar bagi jantung seperti hipertensi, kolesterol tinggi dan
diabetes.
Terlalu sedikit tidur dapat meningkatkan kadar
kortisol, sebagai bahan bakar peradangan yang dapat mengganggu kestabilan plak.
Setelah timbunan plak ini pecah, mereka dapat memblokir pembuluh di jantung
atau otak, menyebabkan serangan jantung atau stroke. Sementara tim Chicago
tidak melacak tingkat kortisol untuk menguji teori ini, untuk itu studi yang
akan datang mungkin dibutuhkan.
Penjelasan sederhana mungkin
melibatkan tekanan darah. Secara umum, tekanan darah menurun saat tidur, dan
selama periode 24 jam, orang yang kurang tidur akan memiliki periode lebih
pendek menurunkan tekanan darah.
Apapun alasannya mungkin, hasil penelitian ini
membuat jelas bahwa tidur tidak hanya untuk bermimpi. Tidur cukup mungkin akan
menyelamatkan jantung Anda.
“Tapi, tidur lebih dari 7 jam pun menunjukkan
peningkatan risiko penyakit kardiovaskular”, tulis Dr Andreas Prasadja, RPSGT,
spesialis tidur dari RS Mitra Kemayoran dalam blognya mendengkur.wordpress.com.
Walau para peneliti menyatakan tidak mengetahui penyebabnya secara pasti,
diduga gangguan tidur yang menyebabkan kantuk berlebih menjadi penyebabnya.
Jadi bukan kelebihan tidur, tetapi kantuk berlebihan yang perlu diperhatikan.
Sleep apnea atau henti napas tidur, merupakan
gangguan pernafasan saat tidur yang ditandai dengan ngorok, mendengkur dan
kantuk berlebihan, hipersomnia. Penderitanya mudah dikenali dari penampilannya
yang selalu mengantuk. Apalagi ketika tertidur, kita dengan mudah mendengar
deru dengkuran.
Ketika tidur, saluran napas
penderita sleep apnea akan melemas hingga menyempit dan pada akhirnya
menyumbat. Akibatnya, walau gerakan nafas tetap ada, udara tidak dapat lewat.
Karena sesak penderitanya akan terbangun-bangun sepanjang malam, tanpa sadar.
Tak heran jika orang yang mendengkur bangun dengan rasa tak segar dan terus
mengantuk tanpa tahu sebabnya.
“Berhentinya napas saat tidur,
menyebabkan jantung bekerja keras, bahkan ekstra keras. Ini ditunjukkan dalam
pemeriksaan tidur pendengkur yang juga meliputi perekaman jantung, dimana irama
jantung jadi tak beraturan. Kesimpulannya, ngorok berakibat buruk bagi
kesehatan jantung,” kata dokter yang biasa disapa Ade itu.
Sleep apnea pada atlet atau
penggemar olah raga, menjadi amat penting. Bayangkan saat terjaga dan berolah
raga, jantung bekerja keras. Kemudian saat tidur jantung malah bekerja semakin
keras lagi akibat henti napas. Jantung tak pernah beristirahat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar